25 Tahun, Usia Terberat yang Terlupakan
Dear kamu yang sedang berada di usia 25, dari saya yang berusia di atasmu, tidak mewakili siapa-siapa, jujur dari dalam lubuk hati saya, saya minta maaf.
Saya minta maaf karena meremehkanmu yang merasa usiamu adalah usiamu terberat bagimu. Usia dimana kamu bingung harus kemana, mulai dari mana, maupun bagaimana. Saya minta maaf karena lupa, kalau saya juga pernah ada di sana. Masalah yang seolah-olah lebih berat dan lebih penting, di atas usiamu yang sedang saya jalani sekarang, meniadakan usia terberat itu. Sehingga terkadang saya meremehkan perjuanganmu di usia 25 ini.
Saya minta maaf, karena terkadang tak mendengarkanmu mengeluh, meminta tolong, memohon dibimbing. Maaf karena sering abai akan tanda-tanda yang kau berikan. Maaf atas waktu yang tak saya luangkan untuk menemanimu, atau sekedar memberi petunjuk harus lewat tikungan mana, harus jalan lurus atau berhenti sejenak, maupun bagaimana membaca petunjuk jalan. Maaf karena saya merasa mampu membacanya di usiamu, mampu menemukan jalan itu sendiri di usiamu, maaf karena saya merasa mampu dan meninggalkanmu dalam kebingungan.
Mungkin, sebenarnya saya juga tidak tahu, tikungan mana yang saya tempuh di usiamu, jalan mana yang saya pilih di usiamu, maupun keputusan apa yang membawa saya di usia di atas dua puluh lima ini.
Saya minta maaf, karena tahun tahun itu (mungkin) juga berat bagi saya, sehingga saya ingin melupakannya.
Komentar
Posting Komentar
thank you very much!! ^^,)