3 Fase untuk Menjadi Wanita Seutuhnya

Mau dipungkiri bagaimanapun, mau semodern apapun, mau seopenminded apapun society will always be society. Dan kita juga adalah manusia, bagian kecil dari society, mau laki-laki ataupun perempuan. Judgemental dan full of insecurity. Kita ngejudge orang yang ga sama dengan kita, kita insecure sama orang yang (menurut kita) lebih baik dari kita. Ya gitu mungkin kira-kira hingga muncul berbagai stigma tentang "urip" ini.

Laki-laki dengan stigmanya, begitu juga perempuan. Yang paling sering dijumpai laki-laki ga boleh nangis/cengeng, perempuan need no higher education karena urusannya cuma berkutat seputar dapur dan ranjang. Tapi kita lupa bahwa, laki-laki juga hanya manusia, tanpa dilarang mereka udah berjuang not to be emotional. Tanpa pendidikan, dapur dan ranjang tinggal dapur dan ranjang, padahal ada ilmu dan seni di dalamnya yang justru menambah nikmat berumah tangga.

Dan tau ga si, tiga fase yang jadi tolak ukur untuk jadi wanita seutuhnya?

Menikah, melahirkan secara vaginal, dan ngasih asi eksklusif.

Roaaaaar!!! Jiwa julidku meronta-ronta. Tiga fase itu semuanya ga gampang!!! Yoook, dibahas yok (tipis-tipis). Pertama, menikah, dari prosesnya aja itu ga gampang, bebs! Ga semudah ketemu seseorang dan ngerasa klik, tanpa ba bi bu, oke he's the one. No!!! Andai dia bebas red flag ya, gada indikasi laki yang ringan tangan, tukang selingkuh, ataupun doyan sesama dan kita cuma sebagai kedok. What about his family, apakah kalian seagama, adat suku kalian cocok, arah rumah kalian pas ga ni, bawa hoki ga, keluarga mau ga punya mantu kayak kamu? It's a long journey to the longer journey.

Di perjalanan yang panjang itu, yakin deh, ga melulu soal bawa bekal dan kendaraan apa, tapi yang penting juga adalah teman seperjalananmu. Nikah itu bukan destinasi, nikah itu juga awal dari perjalanan.

Yang kedua, mampu melakukan persalinan vaginal. "Jaman ibu dulu gada tu kayak sekarang, dikit-dikit sc!". Andai mereka tahu, ga semua yang memutuskan sc karena takut ngerasain sakitnya persalinan vaginal, kadang kita nyerah dengan keadaan karena komen-komen yang bikin makin drop kayak gitu. Hamil dari awal hingga pra persalinan itu udah berjuang sama hormonal, mikirin gizi bayi cukup ga, berat badan yang naik bayinya apa ibunya, bayi bisa lahir sehat ga, biaya dan persiapan yang perlu disiapin apa aja, pake kb yang aman apa ya. Ibu itu udah ovt duluan tanpa perlu dikasih input input negatif begitu.

Bagus si kalau nyinyirnya cuma selama hamil aja, andaikata berlanjut sampai pasca melahirkan dan ngaruh ke produksi ASI. I'm sorry gud bai, lah! Yang disalahin pasti ibu lagi. ASI ga segampang nyodorin tetek ke mulut bayi bosque. Ibu yang memutuskan ngasih sufor ke bayi juga pasti dengan banyak pertimbangan. Belum sedihnya kalau anaknya ga segemuk anak lain yang asi eksklusif, bb susah nambah. Wadaw, ajur, cyin!

Tidak dengan niatan menakuti kamu yang belum mengalami seluruh fase tersebut, tapi ada banyak fakta yang kita ga tahu sampai kita bener bener di perahu yang sama. Hidup ga semata-mata "akhirnya ga bakal ada yang nanyain kapan nikah". Karena pertanyaan itu tidak akan pernah berhenti di sana. Menjadi perempuan itu ya bebas dan bertanggung jawab akan diri dan hatinya. Tidak harus selalu memenuhi malu atau gengsi atas apa yang terjadi di sosmed.

Kamu berhak atas pilihan yang kamu buat, menikah tepat waktu sesuai standarmu, memiliki anak sejumlah yang kamu sesuaikan dengan kemampuanmu di waktu yang kamu inginkan. Karena kamu harus benar benar paham dan memenuhi cinta untuk dirimu sendiri terlebih dahulu, sebelum kamu membanjiri cinta kepada hati yang lain meliputi suami dan anak-anakmu.

Buat kamu yang belum melampui fase fase tersebut, mari mengurangi ekspektasi dan mulai bersiap diri. Buat yang sudah dan sedang berjuang, mari berterima kasih atas kekuatan yang diberikan pada kamu. Kamu boleh kok minta tolong. Kamu boleh kok, istirahat sejenak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Popok Sekali Pakai untuk Mama yang Anti Ribet

Masak Nasi #SetelahMenikah

Review Mama'S Choice Dry Serum Deodorant